Berita Terkini

9:Okt

 

Ketua Mahkamah Agung: Tingkatkan Integritas Menuju Peradilan Yang Agung

 

Raha, 9 Oktober 2023 | Mengawali kegiatan Pembinaan Teknis dan Administrasi Peradilan bagi Pimpinan, Hakim, dan Aparatur Peradilan Tingkat Banding dan Tingkat Pertama pada 4 Lingkungan Peradilan yang diadakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Senin (9/10/2023), Ketua Mahkamah Agung, Bapak Prof. Dr. HM. Syarifuddin, S.H., M.H. memberikan sambutan penting di hadapan seluruh peserta Bimbingan Teknis, baik yang hadir secara langsung di Hotel Meruorah maupun yang hadir secara daring. Hadir secara virtual dalam kegiatan ini, Ketua Pengadilan Negeri Raha, Bapak Muhammad Sukamto, S.H., M.H., didampingi Para Hakim, Panitera dan Plt. Sekretaris.

 

 

Salah satu Fokus utama Ketua Mahkamah Agung dalam sambutannya yakni tentang aspek pengawasan. Menurutnya ini sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa setiap hakim dan aparatur peradilan dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan dinilainya sangat penting karena terkait erat dengan integritas. Agar tetap terjaga, selain lahir dari kesadaran diri setiap hakim dan aparatur peradilan, integritas juga harus didukung dengan sistem pengawasan yang baik.

 

Ketua Mahkamah Agung meminta kepada seluruh hakim dan aparatur peradilan agar menjaga integritas dengan baik karena akan sulit untuk memulihkan kembali kepercayaan publik jika masih melakukan tindakan penyimpangan.

 

“Jagalah integritas karena akan sulit bagi kita untuk memulihkan kembali kepercayaan publik kepada lembaga peradilan jika masih ada di antara hakim atau aparatur peradilan yang masih melakukan tindakan penyimpangan,” KMA mengingatkan.

 

Menutup sambutannya, Ketua Mahkamah Agung mengingatkan kepada segenap hakim dan aparatur peradilan di seluruh Indonesia agar tidak ikut dalam proses dukung mendukung kepada salah satu calon yang akan berkontestasi dalam pilpres maupun pileg tersebut, baik secara langsung ataupun tidak langsung, termasuk di media sosial karena hal itu akan menimbulkan persepsi publik bahwa kita telah bersikap tidak netral.(mw)